Assalamu’alaikum wr. wb.
Halo, saya mau memberikan informasi tentang
salah satu tempat makanan.
Lokasinya berada di belakang kampus
Institut Seni Indonesia, Dusun Nengahan, Ngiring-Ngiring, Panggungharjo, Sewon,
Bantul. Tanpa papan nama, tanpa plang penunjuk jalan, terletak nyelempit di
dalam gang. Maklum,letaknya di tengah
perkampungan. Sekilas tidak tampak seperti sebuah warung makan, bangunan warung
pun tak seperti kebanyakan warung. Bangunannya dibagi menjadi dua ruangan: Satu
ruangan berfungsi sebagai dapur sekaligus tempat memajang hidangan (prasmanan),
dan satu lainnya menjadi tempat makan pembeli.
Di atas dipan bambu berjejer
panci-panci besar berisi menu masakan nasi, sayur gudeg, opor ayam kampung,
krecek, garang asem, dan tentu saja mangut lele yang menjadi andalannya. Untuk
minumannya ada teh, jeruk, dan ada juga
es campur yang berisi tape dan serutan kelapa muda dengan sirup gula buatan
sendiri.
Pemiliknya, Mbah Marto memiliki
nama asli Marto Dirjo. Perempuan yang kini berusia 88 tahun itu mengaku
berjualan sejak 68 tahun silam. Tapi saat itu ia belum membuka warung, ia
berjualan dengan cara berkeliling, baru sejak tahun 1989 ia mendirikan warung
ini. Buka pukul 11.00 sampai pukul 16.00. Harga seporsi mangut lele di warung
Mbah Marto cukup murah, Rp 12.500.
Rasanya mangut lelenya memang
berbeda dengan yang biasa dijumpai di warung atau rumah makan pada umumnya.
Daging lelenya keset, pedas dan khas masakan tungku. Pasalnya, lele terlebih
dahulu ditusuk dengan pelepah daun kelapa kemudian di panggang di atas tungku
dengan menggunakan kayu bakar sampai matang baru kemudian dimasak bersama
bumbunya.
Yaa, itu tadi adalah info tentang
makanan yang saya makan..
Mohon maaf jika salah/kurang
jelas,,
Saya pamit undur diri, sekian,
terimakasih..
Wassalamu’alaikum wr. wb
Bagoes Wisnu Pinilih. XI IPS 2/05
No comments:
Post a Comment